A.
Sejarah
Desa
Desa Keritang berasal dari nama sungai yang bermuara ke
Batang Gansal, yang berjarak 10 KM dari Kuala Sungai Reteh. Sungai Keritang,
setelah dari Muaranya sekitar 2 Tanjung. Ada ada Lubuk Bedil, Lubuk Rimba
Siulas, Lubuk Bantaiyan, Jejauwi Rupit, Lubuk Sungai Intan, Sungai Beringin, Sungai
Pedandan, Bagan Cina, Sungai Benuang, Sungai Nipah, Lubuk Patin, Sialang
Rengas, Lubuk Kekait, Rasau Panjang, Pagar Air, Sungai Redang, Sungai Rambai,
Sungai Padang, Sungai Gelam, Kuala Tiga, Lubuk Sangku, Keritang Babu, Lubuk
Pakis, Tanjung Pauh, Kuala Sekaro, Salaiyan, Sungai Pelang, Sungai Semaram
Panjang, Sungai Pinang, Lubuk Pandawo, Sebujuk, Mangko Kerap, Tambangan , Kuala
Ketuk, Kuala Bunut, Kuala Penyongsongan, Kuala Sungai Bulian, Kuala Sakayan,
Bulian Kembang, Danau Panjang, Sungai Tenang, Lubuk Siumar, Sungai Bunyian,
Dusun Tus, Talang Jalai, Pebatuan Kecil, Pelabuhan Lubuk Sialang, Sungai Air
llang, Balai Buruk , Semaram Pendek, Bebatuan Besar, Lubuk berundung,
Sungai Air Bilu, Sungai Rawa Rawa, Lubuk Awias, Sungai Sigambang, Lubuk Uling,
Lubuk Batu Angguh, Cupak Sungai, Lubuk Pematang Tanah Laka, Lubuk
Siguntur, Lubuk Pusaran, Lubuk Batu Bunting, Sungai Perigi, Durian Rendah,
Sungai Sekocang, Lubuk Sari Bulan, Kuala Sempang, Lubuk Peparan, Limau Nipis,
Lubuk Kayu Basung, Sungai Teberahan, Gunung Batu, Kuala Sungai Suban, Dusun
Tengah, Sungai Lubuk Beringin, Dusun Gagak, Lubuk Lawas, Kuala Sungai Tualang,
Sungai Lubuk Batu Bernai, Sungai Terantang, Lubuk Mangkuang, Kuala Sungai
Mengkasih, Lubuk Mempusai, Kuala Sungai Mendelang, Sungai Aro, Sungai Mentam,
Bunga Tangjung, Pandam Tujuh, Kuala Sungai Keruh, Dusun Sri Mambang, Sialang
Jelemu Rendah, dan Sungai Selecah.
Lubuk
Bantaiyan ini adalah tempat buaya besar yang sering berjemur di atas pantai,
disebut Lubuk Bantaiyan. Setelah itu kehulu ada yang bernama Bagan Cina, bagan
ini biskin tempat Tongkang orang Cina yang mau bermuat atau mau berangkat juga
yang datang bermuat Kayu Bulian. Dari Kayu Bulian Sakayan dikala itu Kayu
Bulian Sakayan Keritang yang dibawa langsung ke Johor / Malaka. Tersebut Tongkang
yang membawakan Bulian Kayu ini, sampai di Lautan Tanjung Datuk. Datang
angin ribut dan gelombang besar, jadi diadakan upacara, jika selamat dalam
perjalanan ini. Setelah selamat dari musibah ini, lalu diadakan upacara disebutlah
nama sebuah tarian atas Tongkang yang bermuat Tari Rentak Bulian, yang sekarang
Kayu Bulian dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Indaragiri Hulu. Terus mudik
Sungai Keritang lagi ada Lubuk Patin, zaman dulu banyak Ikan Patin. Mudik
lagi sampai disebut Lubuk Pematang Tanah Laka. Tanah Laka ini berasal dari kerajaan
yang zaman itu. Sebelumnya memiliki Putri Unduk, di mana saat itu Putri Unduk
ini dilamar oleh Orang Kerajaan Malaka selanjutnya lamarannya tidak diterima
oleh Putri Unduk, lalu datang menyerang dengan kapal perang terus meluncurkan
Kerajaan Putri Unduk tersebut. Terdengar dari Malaka mau menyerang lalu prajurit
dari Putri Unduk bersiap Perang, lalu dikumpulkan Kayu Bulat, jika sekarang
disebut Kayu Log, sebanyak -banyaknya untuk melawan serangan dari Malaka, Setelah
beberapa hari kemudian datanglah Kapal perang dari Malaka bersandar di
Pelabuhan saat diperlukan, setelah datang lalu menyerang. dari Pasukan
Putri Unduk telah siap untuk menggulingkan Kayu - kayu yang telah dikumpulkan
kearah kapal perang tersebut, sehingga kapal perang dari Malaka itupun
membangun dengan Bala Tentaranya, disebutlah perang saat itu Perang Guling
Batang. Dengan tenggelamnya kapal tersebut sampai sekarang, lubuk disebutlah
itu, Lubuk Pematang Tanah Laka. Sampai sekarang ada yang disebut disebut
berbentuk haluan kapal di Sungai Keritang Lubuk Pematang Tanah Laka.
Mudik
lagi Sungai Keritang ada Nama Lubuk Siguntur. Lubuk Siguntur ini berasal dari
nama orang yang konon Rumahnya terbakar di Sungai Akar, lalu Mereka mengambil
udara untuk memadamkan api itu, di Sungai Keritang sampai di tepi Sungai
Keritang lalu dijatuhkan di tempat jatuhnya keatas batu, lalu batu itu dapat
diselah pahanya. Batu tersebut tersorong kelaut, sehingga batu tersebut menjadi
onggokan di tengah sungai kiri - kanan dilalui sungai udara, sampai sekarang
tetap ada. Mudik lagi Sungai mata ini Keritang setelah dihabiskan
sebelumnya, sampailah ke Sungai Lubuk melalui Sungai dan Lubuk yang telah
Bernai yang menjadi desa atau pasar sekarang ini. Di atas Lubuk
Mempusai ini terdadpat Makam Moyang Batin Surat. Entah bagaimana, batin surat
ini meninggal dunia di Rengat. Setelah dimakamkan di Rengat selama 40 Hari,
oleh keluarga atau masyarakat Desa Keritang bersepakat untuk membongkar makam
tersebut dan jenazahnya akan diantarkan kembali ke Desa Keritang, ia akan
menjadi Batin atau kepala desa kalau sekarang, yang akan di makamkan di Desa
Keritang setelah dibongkar makam di Rengat jenazahnya tetap utuh tidak berubah
hanya Rohnya yang tidak ada dan dimasukkan ke Desa Keritang. Di Pemakaman ini
sampai sekarang sudah menjadi pemakaman umum.
Mudik
lagi sedikit jumpa Kuala Sungai Mendelang, di Hulu Sungai Mendelang ini adalah
Tembulun atau Air Terjun setinggi 36 Meter, sekarang dinamai Air Terjun 86.
Mudik lagi Sungai Keritang jumpa Makam yang dinamai Makam Pendam Tujuh. Pendam
Tujuh ini berasal dari Memfitnah. Di Keritang zaman dahulu Batin / Kepala
Desanya adalah Perempuan, adapun Batin pada masa pemerintahannya ada 3 yaitu:
1. Batin Pertama Batin
Bintang. Batin Bintang ini kononnya menjadi Jin.
2. Batin Kedua Batin
Mendala. Batin Mendala ini kononnya menjadi Jin.
3. Batin Ketiga Batin
Terang. Batin Terang ini kononnya menjadi Jin juga.
Sampainya ke Batin ke Tiga atau Batin
Terang ini, karena sering mengantar Hasil / Pajak
ke Kerajaan Johor.
Entah bagaimana dengan Raja Johor tersebut, entah nikah atau tidak Batin
Terang tersebut hamil.
Inilah yang menjadi fitnah hingga tujuh orang yang memfitnahnya,
sehingga setelah
diurus oleh Pemerintah waktu itu. Penyelesaiannya adalah Orang Tujuh ini
dibikinkan lobang besar
sehingga ke Tujuh Orang yang memfitnah itu, dimasukkan ke
lobang tersebut.
Dengan diberi pisau dari timah ke tujuh orang tersebut. Lalu ditutup lobang
ini sehingga
berperanglah Mereka di dalam lobang tersebut. Sampai saat ini dinamailah
Pendam Tujuh.
Kembali ke Batin
Terang, ia hamil lalu pergi lagi ke Johor meminta pertanggungjawaban Raja Johor
tentang penilaiannya. Setiba di Johor, bagaimana setelah perundingan di sana,
setelah selesai, lalu Batin Terang disuruh pulang dengan amanah, jika diterima
nanti, jika anak perempuan dipelihara dengan baik dan jika dilahirkannya Anak
Laki-laki diaktifkan. Itu amanah dari Raja Johor. Setelah kembali, entah
beberapa lama lahirlah Anak ini berjenis kelamin laki-laki, setelah dinilai
lahir, ingatlah pesan dari Raja Johor Anak ini harus dibunuh. Cerita singkat,
mendengar berita anak ini tidak terhenti, datanglah Raja Johor ke Keritang.
Sesampainya di Keritang berkumpulah Pemuka Adat di sana, bahwa anak tersebut
tersebut telah dibunuh dengan Adat Pusako di Desa Keritang, yaitu telah diganti
dengan kambing. "Kalau Tuanku Raja mau melihat makamnya, lihat makamnya di
rumah", Lalu Raja Johor pun minta bantuan Adat Istiadat di Desa Keritang.
Sejauh ini, di Desa Keritang sampai sekarang belum pernah terjadi manusia
mati terbunuh antar sesama manusia.
Dengan lahirnya Anak
Raja Johor tersebut setelah dewasa diangkatlah meniadi Batin / Kepala Desa.
Barulan Desa Keritang ini Kepala Desa / Batinnya Seorang Laki-laki yang disebut
Batin Bisip, karena Anak Raja yang Menyisip / Menjelma di Desa Keritang. Mudik
lagi, jumpa Sungai Keruh. Di Kuala Sungai ini adalah Makam Moyang Batin Jalil, inilah
yang telah menjadi pemimpin di Desa Keritang ini hingga saat ini. Dahulunya,
Makam Moyang ini menurut cerita nisannya jika musim kemarau dia ditemui orang
di Sungai dan jika musim penghujan baru pulang lagi kemakam itu. Pada Tahun
2009 ini, Makam ini diterjemahkan dan telah disemen dan dari sejarah Desa
Keritang ini berisi beberapa Pusaka yang dapat ditemui sekarang, karena dalam
sejarahnya Keritang Anak yang Bungsu, Kayu Bulian di Sakaiyan yang sepertinya
berasal dari nama anak-anak kesayangan, ada Kayu Bulian di Mengkasih dari nama
Anak Kekasih, ada Kayu Bulian di Sungai Pemulutan datang dari nama anak yang
tak lupa di mulut dan ada Pusaka Tombak Cangga, ada Tombak Menderang, ada
Tombak Lidah, dan Pipa Damak Berupas yang kesemuanya dapat ditemui di Desa
Keritang saat ini.
Demikianlah Sejarah
Singkat Desa Keritang ini yang sedikit lebih bisa Kami uraikan, semoga dengan
sejarah singkat ini Kita bisa memahami asal Keritang dan juga Kita bisa
mengambil hikmah atau pelajaran yg akan menjadi pegangan untuk kita dan untuk
generasi seterusnya. Adapun dalam cerita ini terdapat kata - kata maupun
penulisa tidak pada tempatnya, kami mohon maaf dan harap dimaklumi karena itu
semua tidak terlepas dari kekurangan Kami.
Sumber: Buku "Sejarah Singkat Desa
Keritang Hulu"
Karya H. Dharmawan
Kepala Desa Keritang periode 1990-2010
B.
Data
Monografi Desa
Keadaan
pada bulan Juli 2019
Desa/Kelurahan : Keritang
Kecamatan : Kemuning
Kabupaten/Kota : Indragiri Hilir
Provinsi : Riau
Bulan : Juli
Tahun : 2019
Luas
(Ha) : 7000
Ha
Terluar di Kecamatan : Tidak
Terluar di Kabupaten/Kota : Ya
Terluar di Provinsi : Ya
Terluar di Indonesia : Tidak
a. Batas wilayah
-
Utara : Desa Sekara, Kecamatan Kemuning
-
Selatan : Desa Taman Nasional (TNBT), Kecamatan
Kemuning
-
Timur : Desa Batu Ampar, Kecamatan Kemuning
-
Barat : Desa Sungai Akar, Kecamatan Kemuning
b. Jenis
dan kesuburan tanah
-
Warna tanah : Kuning
-
Tekstur tanah : Pasiran
-
Tingkat kemiringan tanah : 15 - 40°
c. Topografi
-
Perbukitan : Ada
-
Dataran tinggi/pegunungan : Ada
-
Aliran sungai : Ada
-
Kawasan pertokoan/bisnis : Ada
-
Kawasan industri : Ada
-
Kawasan hutan : Ada
-
Kawasan wisata : Ada
-
Perbatasan antar kecamatan lain : Ada
d. Orbitasi
1. Jarak
ke ibu kota kecamatan (km)
-
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan
dengan kendaraan bermotor (jam) : 25
km
-
Lama jarak tempuh ke ibukota kecamatan
dengan berjalan kaki atau kendaraan bermotor (jam) : 0,5 Jam
-
Jumlah kendaraan umum ke ibukota
kecamatan (unit) : 3 – 4 unit
2. Jarak
ke ibu kota kabupaten/kota (km)
-
Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten
dengan kendaraan bermotor (jam) : 130 km
-
Lama jarak tempuh ke ibukota kabupaten
dengan berjalan kaki atau non motor (jam) :
4 jam
-
Kendaraan umum ke ibukota kabupaten/kota
(unit) : 26 jam
3. Jarak
ke ibukota provinsi (km)
-
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi
dengan kendaraan bermotor (jam) :
6 – 7 jam
-
Lama jarak tempuh ke ibukota provinsi
dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor (jam) : 84 jam
-
Kendaraan umum ke ibukota provinsi
(unit) : 10
e. Peternakan
-
Sapi : jumlah pemilik 20 orang memiliki
75 ekor
-
Kerbau :
-
-
Babi :
jumlah pemilik 5 orang memiliki 23 ekor
-
Ayam kampong : -
-
Jenis ayam broiler : jumlah pemilik 3 memiliki 8000 ekor
-
Bebek :
-
-
Kuda :
-
-
Kambing :
jumlah pemilik 4 orang memiliki 40 ekor
-
Domba :
-
-
Angsa :
-
f. Sungai
Jumlah
sungai : 3
-
Tercemar :
Ya
-
Pendangkalan/pengendapan lumpur tinggi : -
-
Keruh :
Ya
-
Jernih dan tidak tercemar/ memenuhi baku
mutu air : Ya
-
Berkurangnya biota sungai :
Ya
-
Kering :
-
g. Potensi
Desa
![]() |
| Sawit merupakan mata pencaharian warga Desa Keritang |
![]() |
| Air Terjun 86 salah satu objek wisata Di kawasan Kecamatan Kemuning |
Desa Keritang
merupakan desa terluas didaerah Indragiri Hilir dengan dipadati jumlah kepala
keluarga 3277 KK, laki-laki 6768 orang, dan jumlah perempuan 6313 orang.
Mayoritas mata pencaharian warga Desa Keritang adalah petani, dengan petani
laki-laki berjumlah 4370 orang, dan petani perempuan berjumlah 2210 orang.
Selebihnya mata pencaharian adalah buruh tani yang berjumlah laki-laki 395 orang
perempuan 213 orang, pedagang yang laki-laki berjumlah 82 orang perempuan 34
orang, sebagai peternak yang laki-laki berjumlah 30 orang perempuan 2 orang,
sebagai bidan swasta berjumlah 11 orang, sebagai TNI/POLRI 2 orang, sebagai
pensiunan yang laki-laki berjumlah 38 orang perempuan 22 orang, dan yang
pengangguran laki-laki berjumlah 127 orang dan perempuan 41 orang. Jumlah total
penduduk adalah 7577 penduduk. Dari segi wisata desa ini memiliki objek wisata
yaitu Air Terjun 86 yang memiliki air yang jernih, segar dan alami.
h. Lembaga
Ekonomi
Desa Keritang memiliki salah satu lembaga ekonomi yang
dinamakan Bumdes ( Badan usaha Milik Desa).
i.
Agama
-
Islam : 5128 laki-laki, 4709 perempuan
-
Kristen :
1077 laki-laki, 824 perempuan
-
Katolik :
467 laki-laki, 381 perempuan
-
Hindu :
-
-
Budha :
-
-
Khonghucu : -
-
Kepercayaan Tuhan YME : -
-
Aliran kepercayaan lainnya :-
j.
Lembaga Pendidikan
-
Play group : Kepemilikan swasta, terdaftar dan terakreditasi
-
TK :
Kepemilikan swasta, terdaftar dan terakreditasi
-
SD/sederajat : Kepemilikan swasta dan pemerintah, terdaftar dan
terakreditasi
-
SMP/sederajat : Kepemilikan swasta dan pemerintah, terdaftar dan
terakreditasi
-
SMA/sederajat : Kepemilikan swasta dan pemerintah, terdaftar dan
terakreditasi
-
PTN :
-
-
PTS :
-
-
SLB :
-
k. Prasarana
dan Sarana Kesehatan
- Puskesmas pembantu : 1 unit
- Apotek : 1 unit
- Posyandu : 1 unit
- Toko obat : 3
unit


Tidak ada komentar:
Posting Komentar